* Pengertian Kemampuan Penalaran Matematis
Menurut kamus Bahasa
Indonesia, bernalar merupakan suatu aktivitas yang memungkinkan seseorang
berpikir logis. Sedangkan menurut Gilarso yang dimaksud dengan penalaran adalah
suatu penjelasan yang menunjukkan kaitan atau hubungan antara dua hal atau
lebih yang atas dasar alasan–alasan tertentu dan dengan langkah–langkah
tertentu sampai pada suatu kesimpulan.
Adapun Copi sebagaimana dikutip dalam Enika
Wulandari menyatakan sebagai berikut: “Reasoning
is a special kind of thinking in which inference takes place, in which conclusions are drawn from premises”
Berdasarkan definisi yang disampaikan Copi tersebut, Fajar Shadiq menerjemahkan
pernyataan Copi tersebut yaitu bahwa penalaran merupakan kegiatan, proses atau
aktivitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau membuat suatu pernyataan
baru berdasar pada beberapa pernyataan yang diketahui benar ataupun yang
dianggap benar yang disebut premis. Dari definisi yang dinyatakan oleh Copi
tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan penalaran terfokus pada upaya
merumuskan kesimpulan berdasarkan beberapa pernyataan yang dianggap benar.
Penalaran
adalah proses berfikir yang dilakukan dengan satu cara untuk menarik
kesimpulan. Kesimpulan yang bersifat umum dapat ditarik dari kasus-kasus yang
bersifat individual. Tetapi dapat pula sebaliknya, dari hal yang bersifat
individual menjadi kasus yang bersifat umum. Bernalar adalah melakukan
percobaan di dalam pikiran dengan hasil pada setiap langkah dalam untaian
percobaan itu telah diketahui oleh penalar dari pengalaman tersebut. Sedangkan
Shurter dan Pierce penalaran didefinisikan sebagai proses pencapaian kesimpulan
logis berdasarkan fakta dan sumber yang relevan.
Ciri-ciri penalaran adalah (1) adanya suatu
pola pikir yang disebut logika. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kegiatan
penalaran merupakan suatu proses berpikir logis. Berpikir logis ini diartikan
sebagai berpikir menurut suatu pola tertentu atau menurut logika tertentu; (2)
proses berpikirnya bersifat analitik. Penalaran merupakan suatu kegiatan yang
mengandalkan diri pada suatu analitik, dalam kerangka berpikir yang
dipergunakan untuk analitik tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan. Kemampuan penalaran meliputi: (1) penalaran
umum yang berhubungan dengan kemampuan untuk menemukan penyelesaian atau
pemecahan masalah; (2) kemampuan yang berhubungan dengan penarikan kesimpulan,
seperti pada silogisme, dan yang berhubungan dengan kemampuan menilai implikasi
dari suatu argumentasi; dan (3) kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan,
tidak hanya hubungan antara benda-benda tetapi juga hubungan antara ide-ide,
dan kemudian mempergunakan hubungan itu untuk memperoleh benda-benda atau
ide-ide lain.
Menurut
Shurter dan Pierce (Dahlan ,2004) secara garis besar penalaran dibagi ke dalam
dua jenis, yakni penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif
didefinisikan sebagau proses penalaran yang menurunkan prinsip atau aturan dari
pengamatan hal-hal atau contoh-contoh khusus. Sedangkan penalaran deduktif
adalah proses penalaran dari pengetahuan prinsip atau pengalaman yang umum yang
menuntun kita memperoleh kesimpulan secara khusus.
Penalaran
induktif adalah suatu proses berpikir yang berupa penarikan kesimpulan umum
(berlaku untuk semua/banyak) atas dasar pengetahuan tentang hal yang khusus
(fakta). Artinya dari fakta-fakta diturunkan suatu kesimpulan. Penalaran
induktif melibatkan tentang keteraturan, misalnya kesamaan dari contoh-contoh
yang berbeda atau kesamaan pola gambar. Penalaran induktif juga dapat dilakukan
dalam kegiatan nyata, contohnya melalui suatu permainan atau melakukan sesuatu
secara terbatas dengan mencoba-coba. Oleh karena itu, penalaran induktif
merupakan proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi
kesimpulan yang bersifat umum.
Penalaran
deduktif adalah salah satu bentuk pemikiran yang biasanya digunakan untuk
menentukan pernyataan-pernyataan yang terungkap atau bisa juga untuk menyatakan
ide yang sama dengan bentuk sebaliknya. Ini adalah bentuk pemikiran yang
kesimpulannya muncul secara signifikan setelah ada pernyataan-pernyataan.
Pernyataan dalam pemikiran tersebut disebut premis-premis. Jika hubungan antara
premis-premis menghasilkan kesimpulan (konklusi) maka hubungan tersebut
dikatakan valid (sah).
Menurut
Copi (Sumarmo, 1987 : 34) argumen induktif adalah proses penalaran yang
kesimpulannya diturunkan menurut premis-premisnya dengan suatu probabilitas.
Dalam penalaran induktif, tidak ada konklusi yang mempunyai nilai kebenaran
yang pasti, yang ada hanya konklusi dengan probabilitas rendah atau tinggi.
Penalaran
induktif terbagi lagi dalam tiga jenis yaitu analogi, generalisasi dan hubungan
kausal. Menurut Mundiri (2000 : 137-138) ada dua macam analogi, yaitu analogi
induktif dan analogi deklaratif atau penjelas. Analogi induktif yaitu analogi
yang disusun berdasarkan persamaan prinsipal yang ada pada dua fenomena,
kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi
juga pada fenomena kedua. Sedangkan analogi deklaratif atau analogi penjelas
merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal
atau masih samar dengan yang sudah dikenal.
Definisi
generalisasi menurut Shurter dan Pierce (Sumarmo, 1987 : 39) adalah proses
penalaran yang berdasarkan pemeriksaan hal secukupnya, kemudian memperoleh
kesimpulan untuk semuanya atau sebagian besar hal-hal tadi. Sedangkan menurut
Copi (Sumarmo, 1987 : 39) generalisasi induktif didefinisikan sebagai
pencapaian proposisi umum atau universal berdasarkan fakta-fakta tertentu.
Dalam Departemen
Pendidikan Nasional dalam Peraturan Dirjen Dikdasmen No 506/C/PP/2004
sebagaimana yang dikutip oleh Fadjar Shadiq memberikan cakupan aktivitas
penalaran sekaligus melengkapi penjelasan
cakupan kemampuan penalaran matematis dalam Math Glossary sebagai berikut,
1) Menyajikan
pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram
2) Mengajukan
dugaan (conjectures)
3) Melakukan
manipulasi matematika
4) Menarik
kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa
solusi
5) Menarik
kesimpulan dari pernyataan
6) Memeriksa
kesahihan suatu argument
7) Menemukan
pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.
No comments:
Post a Comment