BIOGRAFI DAN TEORI PERKEMBANGAN SIGMUND FREUD

A.     BIOGRAFI SIGMUND FREUD

Biografi Sigmund Freud
Nama
Sigmund Freud
Tanggal lahir
6 Mei 1856
Tempat lahir
Kota Freiberg , Austria
Meninggal
London, 23 September1939
Pekerjaan
Ahli Psikoanalisa, Klinik Psikiatri dan Neurologi

Buku yang diterbitkan
Interpretation of Dreams  (1900) . Dalam buku ini Freud memperkenalkan konsep yang disebut "unconscious mind" (alam ketidaksadaran).
periode 1901-1905 dia menerbitkan beberapa buku, tiga diantaranya adalah The Psychopathology of Everyday Life (1901), Three Essays on Sexuality (1905), dan Jokes and Their relation to the Unconscious (1905). 

Gagasan Freud di bidang psikologi berkembang tingkat demi tingkat. Batu tahun 1895 buku pertamanya Penyelidikan tentang Histeria terbit, bekerja sama dengan Breuer. Buku berikutnya Tafsir Mimpi terbit tahun 1900. Buku ini merupakan salah satu karyanya yang paling orisinal dan sekaligus paling penting, meski pasar penjualannya lambat pada awalnya, tetapi melambungkan nama harumnya. Sesudah itu berhamburan keluar karya-karyanya yang penting-penting, dan pada tahun 1908 tatkala Freud memberi serangkaian ceramah di Amerika Serikat, Freud sudah jadi orang yang betul-betul kesohor. Di tahun 1902 dia mengorganisir kelompok diskusi masalah psikologi di Wina. Salah seorang anggota pertama yang menggabungkan diri adalah Alfred Adler, dan beberapa tahun kemudian ikut pula Carl Yung. Kedua orang itu akhirnya juga menjadi jagoan ilmu psikologi lewat upaya mereka sendiri.
Freud kawin dan beranak enam. Pada saat-saat akhir hidupnya dia kejangkitan kanker pada tulang rahangnya dan sejak tahun 1923 dan selanjutnya dia mengalami pembedahan lebih dari tiga puluh kali dalam rangka memulihkan kondisinya. Meski begitu,dia tetap menemukan kerja dan beberapa karya penting bermunculan pada tahun-tahun berikutnya. Di tahun 1938 Nazi menduduki Austria dan si Sigmund Freud yang sudah berusia 82 tahun dan keturunan Yahudi itu dipaksa pergi ke London dan meninggal dunia di sana setahun sesudahnya.

B.     TEORI SIGMUND FREUD
Sumbangsih Freud dalam bidang teori psikologi begitu luas daya jangkauannya sehingga tidak gampang menyingkatnya. Dia menekankan arti penting yang besar mengenai proses bawah sadar sikap manusia. Dia tunjukkan betapa proses itu mempengaruhi isi mimpi dan menyebabkan omongan-omongan yang meleset atau salah sebut, lupa terhadap nama-nama dan juga menyebabkan penderitaan atas bikinan sendiri serta bahkan penyakit.
Freud mengembangkan teknik psikoanalisa sebagai suatu metode penyembuhan penyakit kejiwaan, dan dia merumuskan teori tentang struktur pribadi manusia dan dia juga mengembangkan atau mempopulerkan teori psikologi yang bersangkutan dengan rasa cemas, mekanisme mempertahankan diri, ihwal pengkhitanan, rasa tertekan, sublimasi dan banyak lagi. Tulisan-tulisannya menggugah kegairahan bidang teori psikologi. Banyak gagasannya yang kontroversial sehingga memancing perdebatan sengit sejak dilontarkannya.
Freud mungkin paling terkenal dalam hal pengusulan gagasan bahwa gairah seksual yang tertekan sering menjadi penyebab penting dalam hal penyakit jiwa atau neurosis. (Sesungguhnya, bukanlah Freud orang pertama yang mengemukakan masalah ini meski tulisan-tulisannya begitu banyak beri dorongan dalam penggunaan lapangan ilmiah). Dia juga menunjukkan bahwa gairah seksual dan nafsu seksual bermula pada saat masa kanak-kanak dan bukannya pada saat dewasa.
Berhubung banyak gagasan Freud masih bertentangan satu sama lain, amatlah sulit menempatkan kedudukannya dalam sejarah. Dia merupakan pelopor serta penggali, dengan bakat serta kecerdasan luar biasa yang menghasilkan pelbagai gagasan. Tetapi, teori-teori Freud (tidak seperti Darwin atau Pasteur) tak pernah berhasil peroleh kesepakatan dari masyarakat ilmuwan dan teramat sulit mengatakan bahwa bagian-bagian mana dari gagasannya yang akhirnya dapat dianggap sebagai suatu kebenaran.
Lepas dari pertentangan yang berkelanjutan terhadap gagasan-gagasannya, tampaknya sedikit sekali yang meragukan bahwa Freud merupakan tokoh menonjol dalam sejarah pemikiran manusia. Pendapat-pendapatnya di bidang psikologi sepenuhnya telah merevolusionerkan konsepsi kita tentang pikiran manusia, dan banyak gagasan serta istilah-istilahnya telah digunakan oleh umum-misalnya: ego, super ego, Oedipus complex dan kecenderungan hasrat mau mati.

C.    PRILAKU MANUSIA SEBAGAI HASIL INTERAKSI
Perilaku manusia adalah sebagai hasil interaksi dari 3 sistem yang ada pada alam bawah sadar, yaitu:
1)   Id (aspek biologis)
Id merupakan sistem yang paling pokok dan mendasari kedua system yang lainnya. Dan bisa dikatakan bahwa id merupakan pemasok energi bagi kedua sistem yang lainnya untuk melakukan segala aktifitasnya. Id merupakan dunia batin yang tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Sistem id berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir Adapun kelemahan dari sistem ini adalah tidak bisa mentoleransi pasokan energi yang terlalu banyak, yang nantinya bisa menyebabkan meningkatnya tegangan saraf masing-masing individu. Namun kelebihannya, meskipun id memiliki kelemaahn ia tetap dapat mengatasinya sendiri. Yang artinya id mampu berusaha mengurangi tegangan tinggi menjadikembali ke keadaan semula.
Meningkatnya tegangan yang ada pada masing-masing individu adalah karena adanya pengaruh dari luar dan dari dalam diri manusia. pengaruh dari dalam adalah tergantung dari sifat atau pembawaan sejak lahir dari tiap individu, sedangkan pengaruh dari luar adalah pengaruh ligkungan serta pengaruh individu lainnya.

Untuk mencapai tujuan id tersebut, terdapat dua macam proses, yaitu:
o    Tindakan refleks: suatu tindakan yang terjadi secra otomatis tanpa direncanakan, dan munculnya dikarenakan kebiasaan dari tiap-tiap individu yang menjalaninya. Misalnya: bersin, berkedip, dsb.
o     Proses pokok atau primer: suatu proses yang bisa mengurangi tegangan dengan membentuk bayangan dari suatu objek yang melibatkan reaksi psikologi yang terperinci yang hanya berasal dari dalam jiwa individu yang mengalami tegangan tersebut. Misalnya: orang yang sedang lapar, emmbayangkan makanan. Salah satu contohnya lagi adalah misalkan ada seseorang yang ingin kaya. Ia akan merasa terpuaskan jika berkhayal atau bermimpi memiliki harta yang berlimpah ruah, hidup mewah tanpa terlalu bersusah payah mencarinya, dsb. Dari situlah awalnya dapat dikatakan id adalah sistem yang dapat mengurangi tegangan.
2)   Ego (aspek psikologis)
Ego bisa dikatakan sebagai suatu sistem yang menjembatani sistem id untuk mencapai tujuannya. Jadi, ego adalah sebagai pengarah keinginan atau naluri-naluri yang ada di dalam jiwa manusia ke dalam kehidupan nyata. Dengan pengarahan dari ego, seseorang akan berpikir sebab-sebab munculnya segala naluri dan keinginannya.Dan ego berlangsung berdasarkan pada kenyataan atau realita. Sistem sekunder menyusun rencana untuk memuaskan segala keinginan, serta menguji apakah keinginan-keinginan tersebut dapat direalisasikan dalam kehidupan nyata atau tidak, jadi pada intinya ego adalah menuntut seseorang untuk berpikir.

Di dalam id dan ego sering terjadi konflik karena ego menghambat proses perefleksian naluri-naluri yang berasal dari id. Menghambat di sini dalam artian, ego tidak menghanbat naluri-naluri yang baik dan layak untuk direfleksikan ke dalam kehidupan nyata. Namun, ego berusaha menghambat naluri-naluri yang tidak layak untuk dan tidak dapat diterima oleh lingkungan.

3)  Superego (aspek sosiologis)
Superego merupakan suatu sistem kepribadian yang terbentuk melalui pemahaman tiap-tiap individu terhadap berbagai aturan yang berasal dari individu lain yang berupa dorongan-dorongan untuk menerapakn nilai-nilai yang positif saja.
Fungsi dari superego di antaranya: sebagai pengendali dorongan-dorongan (id) agar dapat diterima dengan baik oleh lingkungan, mengarahkan ego kepada hal-hal yang positif saja sesuai dengan kenyataan, dan sebagai pendukung semua individu untuk mencaapi kesempurnaan dan keseimbangan hidup.

D.    DINAMIKA KEPRIBADIAN MENURUT SIGMUND FREUD
Menurut Freud, energi yang terdapat pada diri manusia adalah energi yang kompleks diperoleh dari makanan dan digunakan untuk berbagai aktivitas, seperti: bernapas, kontraksi otot-otot, berpikir, mengamati, mengingat, dan sebagainya. Energi manusia hanya dapat dibedakan berdasarkan pada system penggunaannya yaitu: aktivitas fisik disebut energi fisik, dan energi yang digunakan untuk aktivitas psikis  disebut energi psikis. Namun energi fisik dapat diubah menjadi energi psikis. Dan yang menjembatani energi fisik dengan kepribadian adalah id dan naluri-nalurinya (instink).

1.  Naluri (instink)

Naluri (instink) merupakan sumber perangsang bawaan yang berasal dari keadaan tegang dan terangsang pada tubuh yang disebabkan oleh munculnya keinginan atau kebutuhan yang menjadi alasan. Naluri memiliki peranan yang lebih penting daripada pengaruh rangsangan dari luar. Naluri juga dapat diartikan sebagai sejumlah energi psikis yang dipergunakan untuk menentukan keprbadian.
Naluri pada tiap-tiap individu dapat berubah-ubah objeknya karena energi psikis dapat dibalik arahkan terhadap objek lain. Naluri merupakan bentuk pengurangan tegangan yang tiba-tiba meingkat dalam keadaan peka. Naluri selalu berusaha menjaga keseimbangan organisme dengan memperbaiki dan mengatasi keadaan kekurangan akan kepuasan.
Sistem naluri adalah sistem yang berulang-ulang seperti bentuk lingkaran yang tidak memiliki ujung. Setelah dalam keadaan tenang, akan terasa tegang, dan kemudian kembali tenang lagi, begitulah seterusnya. Naluri dibedakan atas dua macam, yaitu:
a)  Instink-instink hidup (naluri kehidupan)
Naluri kehidupan adalah naluri yang mengutamakan pengendalian ego dan pemeliharaan kelangsungan jenis. Yang artinya naluri kehidupan ditujukan pada pemeliharaan hidup manusia sebagai individu dan spesies. Contoh: lapar, haus, seks.
b)  Instink-instink mati (naluri kematian)
Naluri kematian adalah naluri yang menuju pada perusakan (naluri merusak), yang artinya bahwa semua tujuan organisme adalah kembali kepada anorganis (semua proses kehidupan itu cenderung untuk kembali kepada ketetapan dunia tiada kehidupan).

Freud menyatakan bahwa, naluri kematian bisa ditujukan pada dua arah, yakni kepada dirinya sendiri (berupa tindakan menyakiti diri individu itu sendiri) dan kepada orang lain (berupa tindakan membunuh atau menyakiti orang lain). Namun pada hakikatnya, setiap orang pada alam bawah sadarnya memiliki kemauan untuk mati (keinginan yang dijaga kuat-kuat oleh ego).

2.   Distribusi dan Penggunaan energi Psikis

Dinamika kepribadian terdiri atas energi psikis yang didistribusikan dan digunakan oleh id, ego, dan superego untuk selalu bersaing dalam penggunaan energi karena ingin menguasai atau mendapat energi yang lebih banyak dari energi lain sehingga menjadi lebih kuat.
Pada awalnya, id adalah penguasa utama atas eluruh energi psikis yang ada, dan dimanfaatkan untuk tindakan refleks dan proses primer dalam pemuasan berbagai keinginan atau kebutuhan. Namun id juga memiliki kelemahan dalam membedakan objek-objek. Yang artinya objek-objek yang masih ada dalam bayangan tidak ada bedanya dengan objek-objek nyata. Maka dari itu, untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan organisme, id membutuhkan bantuan ego.
   Ego berjalan melalui proses mekanis yang disebt dengan “identifikasi”. Dan untuk melakukannya, ego mengambil energi dari id. Yang dimaksud dengan identifikasi adalah suatu prose di mana manusia harus bisa membedakan antara objek-objek dalam bayangan dengan objek-objek nyata. Dan identifikasi sebenarnya adalah hasil dari sistem ego. Karenanya ego memiliki wewenang untuk menggunakan energi psikis hanya untuk pemuasan akan kebutuhan tetapi juga untuk proses psikologis lainnya. Maka tujun dari system ego tidak lain adalah untuk menciptakan keharmonisan dalam kepribadian, yang membuat ego manusia menjalin hubungan lebih baik dan efisien dengan dunia luar.
Dan selanjutnya menunjuk pada superego. Untuk menjelaskan mekanisme identifikasi dalam penyaluran energi kepada superego, perlu adanya contoh perefleksian dari ketergantungan dari seorang anak terhadap orang tua. Seorang anak tidak memiliki kemampuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Maka dari itu, orang tua harus berperan sebagai penyedia objek pemuas kebutuhan, dan juga sebagai penanam nilai-nilai moral, adat istiadat, dan ideal-ideal yang berlaku di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Pada intinya penguatan dan penanaman nilai-nilai moral terhadap anak, dapat menyebabkan seorang anak melakukan identifikasi terhadap orang tuanya. Kesimpulannya, dengan adanya id, ego, dan superego yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dapat menyebabkan perbedaan kepribadian antar individu.

3.  Kecemasan (ketakutan/kekhawatiran)

Dalam dinamika kepribadian, sebagian besar fungsinya adalah untuk memuaskan kebutuhan dengan menjalin hubungan dengan objek-objek dunia luar. Namun di dunia luar terkadang terdapat bahaya yang mengancam yang menimbulkan reaksi terhadap individu yang menghadapinya berupa kecemasan atau ketakutan. Umumnya orang yang merasa terancam adalah orang yang penakut.
Freud mengemukakan bahwa ada tiga macam kecemasan pada individu, yaitu:
a)   Kecemasan realistis: kecemasan individu terhadap bahaya-bahaya yang nyata (riel) yang terjadi di dunia luar.
b)  Kecemasan neurotis: kecemasan yang terjaid jika instink-instink tidak dapat  dikendalikan sehingga menyebabkan pelakunya dikenakan hukuman.
c)  Kecemasan moral: kecemasan yang muncul karena tekanan superego terhadap ego individu yang telah melakukan pelanggaran moral-moral kehidupan yang berlaku.
     Adapun fungsi kecemasan atau ketakutan adalah untuk memperingatkan individu akan datangnya bahaya, yang apabila isyarat tersebut tidak diperhatikan maka kecemasan tersebut akan semakin meningkat. Bahkan isa menyebabkan ketakutan traumatis (ketakutan-ketakutan yang tidak dapat dikuasai dengan tindakan-tindakan efektif.

4.  Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian dalam teori psikoanalisa dilandasi oleh dua pernyataan, yakni:
a)    Pernyataan bahwa kepribadian terbentuk dari bayangan pengalaman pada masa  
awal kanak-kanak.
b)   Energi seksual (libido) sudah ada sejak lahir yang kemudian berkembang melalui berbagai tahapan psikoseksual yang berasal dari proses-proses naluriah organisme.
Manusia memiliki empat fase atau tahapan perkembangan psikoseksual yang menentukan
kepribadian individu, yaitu:
1)  Fase Oral
Fase oral adalah fase perkembangan yang etrjadi pada tahun pertama dari kehidupan individu. Pada fase ini daerah erogen yang paling peka adalah mulut, yag berkaitan dengan pemuasan kebutuhan pokok seperti makanan dan air.. rangsangan yang terjadi pada mulut adalah pada saat menghisap makanan atau minumannya. Fase oral berakhir saat bayi tidak lagi memperoleh asupan gizi secara langsug dari ibunya.
2)  Fase Anal
Fase anal merupakan tahapan perkembangan dari tahun kedua sampai ketiga dalam kehidupan. Pada fase ini energi libidal difokuskan ke daerah dubur, yang kepuasannya diperoleh dari keinginan mempermainkan atau menahan kotoran, orang tua harus memperkenalkanaturan-aturan kebersihan kepada anak.
Tata cara penerapan orang tua terhadap anak tentang toilet training:
a.    Cara penerapan yang memaksa, yang menyebabkan anak akan memiliki kepribadian yang kaku, keras kepala, dan sebagainya dalam hal kebersihan.
b.    Ada kalanya orang tua memberikan kebebasan terhadap anak saat membuang kotoran, maka anak akan memiliki kepribadian yang anal aggressive.
3)  Fase Falik
Fase falik berlangsung pada tahun keempat atau kelima. Anak-anak pada fase ini mengalami yang dinamakan dengan Oedipus complex (hasrat seorang anak yang ingin memiliki orang tua lawan jenisnya untuk memenuhi kepuasan seksualnya). Hal ini tidak akan terjadi jika ia mampu mempertahankan nilai-nilai moral yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
Setelah fase ini berakhir, anak-anak akan memasuki masa tenang (masa pubertas). Di sini anak-anak cenderung melakukan aktivitas yang non seksual, misalnya: bergaul dengan teman-temannya, menyalurkan hobinya, dan sebagainya.
4)  Fase Genital
Fase genital adalah fase di mana individu mendapat hasrat seksual yang semakin besar terhadap lawan jenis. Hal ini dikarenakan matangnya organ-organ reproduksi dan meningkatnya hormone-hormon yang menghasilkan seks sekunder. Yang sering menjadi sasaran energi libido adalah lawan jenis. Karakter ini dimiliki oleh orang yang mampu mengembangkan hubungan seksualnya, tapi tetap dengan penuh tanggung jawab.

5.  Penerapan Psikoanalisa dalam Psikoterapi
Ada beberapa teknik psikoanalisa yang diterapkan dalam psikoterapi melalui beberapa kasus nyata, yakni:
a)  Penggunaan asosiasi bebas
Asosiasi asosiasi bebas dari seseorang berupa pemikiran dan perasaan akan muncul melalui proses represi dan motivasi pada alam bawah sadar yang secara perlahan akan naik kea lam sadar dengan penggunaan energi psikis lebih banyak untuk tujuan penyesuaian. Namun dlam keadaan tidak sadar seseorang akan melakukan penolakan terhadap represi yang dilakukannya. Maka dari itu memunculkan kesadaran adalah penting, sebagai syarat utama keberhasilan terapi.
b)  Analisis mimpi
Melalui analisis dan penafsiran mimpi, seseorang akan memperoleh pengetian yang jauh lebih besar terhadap konflik-konflik yang menjadi penyebab munculnya gejala-gejala dari segala perkara yang dialaminya.
c)  Analisis transferensi
Pada analisis ini, yang terpenting adalah seseorang mampu mengarahkan rasa cinta dan bencinya pada sesuatu kepada terapeut.  Transferensi berlangsung secara tidak sadar. Tarnsferensi membantu seseorang untuk memahami pengalaman-pengalaman dan perasaan-perasaan yang muncul pada alam mimpi.

d) Reeduka
Terapi ini merupakan terapi yang oaling sulit karena memakan biaya dan waktu yang banyak dan mempunyai beberapa kekurangan. Namun bagi Freud dan pengikutnya, teknik terapi itu adalah sebagai pelopor dan penyumbang yang besar dalam upaya meringankan penderitaan manusia.

No comments:

Post a Comment