Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika

*      Pengertian Belajar
Menurut Hamalik (2001:27) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Sedangkan menurut Sudjana (2005:28) belajar adalah suatu kegiatan yang membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala aspek atau pribadi seseorang. Menurut  pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.  Demikian juga dikemukakan oleh Sudjana bahwa “belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek yang menerima pembelajaran (sasaran didik)”.
Menurut Winkel, belajar adalah proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilakukan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif. Winkel berpendapat bahwa belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap.
Menurut Suhito (2003:5) belajar matematika tidak sekedar learning to know (belajar untuk mengetahui), melainkan harus ditingkatkan menjadi learning to do (belajar untuk berbuat), learning to be (belajar untuk menjadi), hingga learning to live together (belajar untuk hidup bersama). Menurut Suhito, filosofi pengajaran matematika perlu diperbarui menjadi pembelajaran matematika sehingga terjadi pergeseran paradigma dalam proses belajar mengajar matematika, yaitu:
1)      dari teacher centered (berpusat pada guru) menjadi learner centered (berpusat pada pebelajar)
2)      dari teaching centered (pusat mengajar) menjadi learning centered (pusat pembelajaran)
3)      dari content based (berbasis isi) menjadi competency based (berbasis kompetensi)
4)      dari product of learning (hasil pembelajaran) menjadi process of learning (proses pembelajaran)
5)      dari summative evaluation (evaluasi sumatif) menjadi (evaluasi formatif).
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang membawa perubahan positif sebagai hasil dari interaksi individu terhadap lingkungannya, serta dari perubahan tersebut individu yang belajar diharapkan  mampu memperteguh kelakuannya melalui pengalaman yang ia dapat.


*     Pembelajaran Matematika
Proses pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama dalam pendidikan. Hal ini berarti bahwa keberhasilan dalam pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Menurut Achjar Chalil, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Menurut Hamalik (2001:14) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi ( hubungan timbal balik ) antara guru dengan siswa. Dalam proses tersebut guru memberikan bimbingan dan menyediakan berbagai kesempatan yang dapat mendorong siswa belajar dan untuk memperoleh pengalaman sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran ditandai oleh tingkat penguasaan kemampuan dan pembentukan kepribadian. Proses pembelajaran melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang perlu dilakukan oleh siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Kesempatan untuk melakukan kegiatan dan perolehan hasil belajar ditentukan oleh pendekatan yang digunakan oleh guru-siswa dalam proses pembelajaran tersebut.
Menurut Suherman dkk (2003:57) pada proses pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Melalui pengamatan terhadap contoh-contoh dan bukan contoh diharapkan siswa mampu menangkap pengertian suatu konsep. Selanjutnya dengan abstraksi ini, siswa dilatih untuk membuat perkiraan, terkaan, atau kecenderungan berdasarkan kepada pengalaman atau pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus (generalisasi). Didalam proses penalarannya dikembangkan pola pikir induktif maupun deduktif. Namun tentu kesemuanya itu harus disesuaikan dengan perkembangan kemampuan siswa, sehingga pada akhirnya akan sangat membantu kelancaran proses pembelajaran matematika di sekolah.

No comments:

Post a Comment