Langkah – langkah dan
persyaratan penggunaan metode grafik.
Secara matematis telah
digambarkan bentuk dan susunan model yang berlaku dalam LP, yang bila diteliti
nampak meliputi “kolom” dan “baris” yang teratur. jumlah baris (menunjukkan
batasan-batasan) ditentukan oleh banyaknya sumber yang akan dialokasikan ke setiap
jenis kegiatan. Jumlah kolom ditentukan oleh jumlah/macam kegiatan yang
memerlukan sumber-sumber tersebut. Bila dikembalikan lagi pada uraian di muka,
m menunjukkan jumlah baris dan n menunjukkan jumlah kolom. sehingga tampak “dimensi”
suatu masalah LP yang dinyatakan dengan m x n.
Metode grafik hanya dapat
digunakan dalam pemecahan masalah LP yang berdimensi 2 x n atau n x 2, karena keterbatasan
kemampuan suatu grafik dalam “menyampaikan” sesuatu (sebenarnya grafik 3
dimensi dapat digambarkan, tetapi sangat tidak praktis). Hal ini merupakan
persyaratan mutlak untuk dapat digunakannya metode grafik, selain beberapa
persyaratan dan asumsi-asumsi dasar di muka.
Langkah-langkah
penggunaan metode grafik dapat ditunjukkan secara ringkas sebagai berikut :
º Menentukan fungsi tujuan dan memformulasikannya dalam
bentuk matematis.
º Mengidentifikasi batasan-batasan yang berlaku dan
memformulasikannya dalam bentuk matematis.
º Menggambarkan masing-masing garis fungsi batasan dalam
satu sistem salip sumbu.
º Mencari titik yang paling menguntungkan (optimal)
dihubungkan dengan fungsi tujuan.
Sebelum mempraktekkan
setiap langkah di atas, sebaiknya terlebih dahulu diuraikan masalah yang
biasanya paling kritis, yaitu menggambarkan garis-garis dari fungsi-fungsi
batasan. Fungsi- fungsi batasan tersebut dinyatakan dalam 3 tanda yaitu :
≤ Kurang dari atau sama dengan
≥ Lebih dari atau sama dengan
= Sama dengan
Sebagai contoh :
1. Grafik dari 4X + 3Y ≤ 12
Gambar 2.1. Garis dari fungsi batasan dengan tanda ≤ |
2. Grafik dari 4X + 3Y ≥ 12
3. Grafik dari 4X + 3Y = 12
Bagian yang diarsir menunjukkan “daerah” (space) yang memenuhi persyaratan
fungsi-fungsi tersebut. Pada gambar 3 tidak ada bagian yang diarsir, karena
yang memenuhi persyaratan hanya titik sepanjang garis saja.
Adapun contoh masalah LP yang sederhana adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan sepatu SENTOSA membuat 2
macam sepatu. Macam pertama merek I1, dengan sol dari karet, dan
macam kedua merek I2 dengan sol dari kulit. Untuk membuat
sepatu-sepatu itu perusahaan memiliki 3 macam mesin. Mesin 1 khusus membuat sol
dari karet, mesin 2 khusus membuat sol dari kulit, dan mesin 3 membuat bagian
atas sepatu dan melakukan assembling bagian atas dengan sol. Setiap lusin
sepatu merk I1 mula-mula dikerjakan di mesin 1 selama 2 jam,
kemudian tanpa melalui mesin 2 terus dikerjakan di mesin 3 selama 6 jam.
Sedangkan untuk sepatu merek I2 tidak diproses di mesin 1, tetapi
pertama kali dikerjakan di mesin 2 selama 3 jam kemudian di mesin 3 selama 5
jam. Jam kerja maksimum setiap hari untuk mesin 1 = 8 jam, mesin 2 = 15 jam,
dan mesin 3 = 30 jam. Sumbangan terhadap laba untuk setiap lusin sepatu merek I1
= Rp. 30.000 sedangkan merek I2 = Rp. 50.000. Masalahnya adalah
menentukan berapa lusin sebaiknya sepatu merek I1 dan merek I2
yang dibuat agar bisa memaksimumkan laba.
Data di atas dapat disusun kedalam tabel sebagai berikut :
Merek
Mesin
|
I1
|
I2
|
Kapasitas Maksimum
|
1
|
2
|
0
|
8
|
2
|
0
|
3
|
15
|
3
|
6
|
5
|
30
|
Sumbangan terhadap laba
(Rp.10.000)
|
3
|
5
|
Untuk melakukan formulasi masalah di atas, maka pertama-tama
tentukan simbol-simbol yang akan dipakai :
X1 = jumlah sepatu merk I1 yang akan
di buat setiap hari
X2 = jumlah sepatu merk I2 yang akan
di buat setiap hari
Z = jumlah sumbangan seluruh
sepatu merk I1 dan merk I2 yang akan diperoleh.
Masalah tersebut dapat dipecahkan dengan metode grafik dalam LP dengan
langkah-langkah dan persyaratan-persyaratan penggunaannya seperti di atas.
Secara grafis akan digambarkan sumbu mendatar X1 untuk produk 1 dan
sumbu vertikal X2 untuk produk 2, jumlah n = 2, yaitu produk 1
(sepatu merek I1) dan produk 2 (sepatu merek I2).
Tujuan kita adalah akan
memaksimumkan laba yang akan diperoleh. Sumbangan tiap lusin sepatu merek I1
= Rp. 30.000, sedangkan merek I2 = Rp. 50.000. Oleh karena itu dapat
kita formulasikan fungsi tujuannya (dalam puluhan ribu rupiah) sebagai berikut:
Maksimumkan : Z = 3X1
+ 5X2
Dengan adanya batasan kapasitas mesin 1, mesin 2, dan mesin 3 (maksimum 8
jam, 12 jam, dan 30 jam setiap hari) maka kita dapat membuat formulasi
batasan-batasan itu sebagai berikut :
1)
2X1 ≤ 8
2)
3X2 ≤ 15
3)
6X1 + 5X2 ≤ 30
Batasan 1) adalah batasan mesin 1 yang berarti 2 jam x
jumlah sepatu merek I1 yang dibuat (2X1) tidak dapat
lebih dari 8 jam. Batasan 2) berarti 3 jam x jumlah sepatu merek I2 yang
dibuat (3X2) tidak dapat lebih dari 15 jam. Sedangkan batasan 3)
berarti bahwa 6 jam x nilai X1 + 5 jam x nilai X2 tidak
dapat lebih dari 30 jam. Selain itu perlu pula diperhatikan batasan-batasan
“non-negatif”, yaitu X1 ≥ 0 dan X2 ≥ 0. Artinya kombinasi
X1 dan X2 nanti hanya akan terletak pada kuadran pertama, yaitu kuadran yang memuat
nilai-nilai positif bagi X1 dan X2.
Fungsi batas pertama (2X1 ≤ 8) akan
digambarkan sebagai garis tegak lurus pada sumbu X1 di titik 2X1
= 8 sebagai berikut :
Bagian yang diarsir pada gambar diatas merupakan bagian yang memenuhi
batasan-batasan : X1 ≥ 0 ,X2 ≥ 0 dan 2X1 ≤ 8.
Dengan cara yang sama fungsi batasan yang kedua (3X2 ≤ 15) dan
batasan ketiga (6X1 + 5X2 ≤ 30) dapat digambar untuk
mencari titik perpotongan garis 6X1 + 5X2 ≤ 30 dengan
sumber X1 dan X2. Secara lengkap dapat dilihat di bawah
ini :
Bagian yang diarsir (disebut daerah feasible) pada gambar di atas
menunjukkan bagian yang memenuhi “persyaratan” yang ditetapkan oleh ketiga
fungsi-fungsi batasan , atau merupakan daerah kemungkinan-kemungkinan kombinasi
(X1, X2) yang memenuhi batasan-batasan. Langkah terakhir
pendekatan ini adalah mencari suatu titik (kombinasi X1 dan X2)
yang terletak pada daerah feasible yang dapat memaksimumkan nilai Z. Hal ini
dapat dilakukan dengan 2 cara: dengan
menggambarkan fungsi tujuan (disebut sebagai cara trial and error) dan dengan membandingkan nilai Z pada tiap-tiap alternatif.
a.
Dengan menggambarkan fungsi tujuan.
Misal digambarkan Z = 10 = 3X1 + 5X2
(garis P pada gambar di bawah). Untuk mengetahui apakah ada nilai (X1,
X2) di dalam daerah feasible yang akan mendapatkan Z=10.
Ternyata dengan menggambarkan 3X1 + 5X2
= 10 tampak bahwa terdapat lebih dari satu titik pada garis tersebut yang
terletak di dalam daerah feasible.
Sehingga garis Z = 3X1 + 5X2 perlu digeser ke kanan agar
lebih menjauhi titik origin atau agar Z lebih besar.
Umpama garis tersebut
digeser menjadi 3X1 + 5X2 = 20 (garis q). Tampak bahwa
masih terdapat lebih dari satu titik pada garis tersebut yang terletak di dalam
daerah feasible. Artinya belum ditemukan satu titik (X1 , X2)
yang menghasilkan Z tertinggi. Garis Z = 3X1 + 5X2
digeser lebih jauh ke kanan, sampai akhirnya ditemukan garis 3X1 +
5X2 = 27 1/2 , yang menyinggung
daerah feasible di titik C (5/6 , 5). Berarti kombinasi optimal adalah : X1
= 5/6 dan X2 = 5, dengan Z maksimal sebesar 27 1/2 .
b. Dengan membandingkan nilai Z pada tiap-tiap alternatif
Apabila cara diatas terasa rumit,
dapat dilakukan cara lain yang lebih sederhana yakni dengan membandingkan
berbagai alternatif kombinasi X1 dan X2. Atau dengan kata
lain dengan membandingkan nilai Z yang diperoleh pada berbagai titik kombinasi
X1 dan X2 di daerah feasible. Tentu saja nilai Z makin
tinggi bila makin jauh dari titik origin (O). Sehingga sebaiknya yang
membandingkan adalah titik-titik yang ada di sudut-sudut daerah feasible.
➬ Titik O :
Pada titik ini nilai X1
= 0 , X2 = 0. Tentu saja Z = 0.
➬ Titik A :
Pada titik ini, nilai X1
= 4, X2 = 0. Sehingga Z = 3(4) + 0 = 12
➬ Titik B :
Pada titik ini nilai X1
= 4. Substitusikan nilai ini pada persamaan batasan (3), maka
6(4) + 5X2 =
30. Jadi nilai X2 = (30-24)/5 = 6/5. Nilai Z = 3(4) + 5(6/5) = 18.
➬ Titik C :
Pada titik ini nilai X2
= 5. Substitusikan nilai ini pada persamaan batasan (3), menjadi
6X1 + 5(5) =
30. Jadi nilai X1 = (30 – 25)/6 = 5/6. Nilai Z = 3(5/6) + 5(5) = 27 1/2
➬ Titik D :
Pada titik ini nilai X2
= 5 dan nilai X1 = 0. Nilai Z = 3(0) + 5(5) = 25.
Diantara kelima
alternatif tersebut di atas yang mempunyai nilai Z terbesar adalah alternatif
C, sebesar 27 1/2. Jadi titik inilah yang paling optimal. Keputusannya sepatu
merek I1 dibuat 5/6 dosin dan sepatu merek I2 dibuat 5
dosin setiap hari, dengan laba setiap hari sebesar Rp. 275.000.
BACA JUGA : Hal-Hal yang Berkaitan dalam Metode Grafik Program Linier
BACA JUGA : Hal-Hal yang Berkaitan dalam Metode Grafik Program Linier
No comments:
Post a Comment